PERKEMBANGAN
BAHASA INDONESIA
Sumpah
pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober 1928 merupakan hari penting bagi
Bangsa Indonesia apalagi bagi perkembangan bahasa. Prof. Dr. A. Teeuw, menyebut
peristiwa ini sebagai pembaptisan bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia.
Sejak
saat itu bahasa Indonesia berkembang terus. Peristiwa kemerdekaan negara, pada
tanggal 17 Agustus 1945, semakin mengokohkan kedudukan bahasa Indonesia.
Apalagi pada tanggal 18 Agustus 1945, bahasa Indonesia dikukuhkan menjadi
bahasa negara.
Dengan
semakin berkembangnya Bahasa Indonesia, maka dirasa perlu ada pembakuan
terhadap Bangsa Indonesia tersebut. Dengan pertimbangan tersebut, maka pada
tahun 1972, diresmikan Ejaan Yang Disempurnakan untuk seluruh bangsa Indonesia.
Ejaan ini, merupakan hasil penyempurnaan terhadap ejaan Suwandi. Setelah itu
dikeluarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman
Istilah, sebagai lampiran keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, tanggal
27 Agustus 1975.
Setelah
lewat 10 tahun, sejak dikeluarkannya kedua pedoman tersebut, terbitlah buku
Tata bahasa Baku Bahasa Indonesia bersama Kamus Besar Bahasa Indonesia, pada
tanggal 28 Oktober 1988. Dengan pembakuan ini, bahasa Indonesia semakin mantap.
Bahasa Indonesia jadi memiliki fungsi-fungsi yang dimiliki bahasa baku, yaitu
sebagai berikut :
a. Fungsi
Pemersatu
b. Fungsi
Penanda Kepribadian
c. Fungsi
Penambah Kewibawaan
d. Fungsi
sebagai kerangka acuan
Cara-cara
perkembangan Bahasa Indonesia :
a. Evolusi
bahasa, yaitu perkembangan yang disebabkan oleh daya gerak yang dimungkinkan
oleh keadaan bahasa itu sendiri, tanpa pengaruh langsung bahasa lain atau
disebut internal forses.
b. Peminjaman
bahasa, yaitu perkembangan yang disebabkan oleh persinggungan pemakai-pemakai
Bahasa Indonesia dengan pemakai bahasa lain, sehingga berbagai unsur bahasa
lain menjadi bagian Bahasa Indonesia, disebut juga external forses.
Bahasa-bahasa
yang mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia
Bahasa-bahasa
yang mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia, dapat dikelompokkan ke dalam
dua kelompok, yaitu :
1. Bahasa
yang tidak mempunyai hubungan kekeluargaan dengan bahasa Melayu, misalnya :
Bahasa Sanskerta, Inggris, Belanda, dan lain-lain.
2. Bahasa
yang mempunyai hubungan kekeluargaan dengan bahasa Melayu seperti bahasa Jawa,
Bahasa Minangkabau, Bahasa Batak, Bahasa Sunda dan berbagai bahasa daerah lain
di Indonesia.
Daftar Pustaka :
Supriyadi, dkk. 1997. Pendidikan Bahasa Indonesia 4.
Jakarta : Universitas Terbuka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar