PENDIDIKAN
BAHASA INDONESIA KELAS RENDAH
TENTANG
PERKEMBANGAN
BAHASA
Disusun Oleh :
Kelompok I (13BKT-06)
Anggota :
1. Harjulita (1300417)
2. Yufliani ( 1300460 )
3. Sri Afni ( 1300462 )
4. Nolla Septriyanti ( 1300467 )
Dosen
Pembimbing : Dr. Taufina Taufik M.Pd
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
KAMPUS V UPP IV BUKITTINGGI
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji penulis
ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan anugerah-Nya
kepada penulis sehingga penulis dapat menyusun serta menyelesaikan makalah
tentang “Perkembangan Bahasa” ini.
Makalah ini disusun untuk
melengkapi tugas Pendidikan Bahasa Indonesia Kelas Rendah. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberi
informasi kepada para pembaca pada umumnya dan khususnya untuk Saudara-Saudari
yang membutuhkan.
Dalam penulisan ini, penulis
tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Maka pada kesempatan ini,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Dosen
pembimbing mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia Kelas
Rendah.
2.
Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan
dorongan material dan spiritual.
3.
Teman-teman
seperjuangan dan semua pihak yang telah membantu memberikan masukan.
Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan baik dari segi isi, bahasa, maupun
segi lainnya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dan dapat memperbaiki kesalahan serta bisa menunjang mutu dari
makalah ini, sehingga makalah ini lebih berguna bagi pembaca.
Bukittinggi, Februari 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan
1.1
Latar Belakang.......................................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah..................................................................................................... 1
1.3
Tujuan....................................................................................................................... 2
BAB II Pembahasan
2.1
Hakikat Perkembangan Bahasa.................................................................. ............. 3
2.2
Teori Perkembangan Bahasa....................................................................... ............. 4
2.3
Tahap-Tahap Perkembangan Bahasa.......................................................... ............. 5
2.4
Fungsi Bahasa............................................................................................. ............. 8
2.5
Perkembangan Bahasa yang Terlambat...................................................... ............. 8
BAB III Penutu
3.1
Kesimpulan............................................................................................................... 10
3.2
Saran........................................................................................................... ............. 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa
bayi atau masa balita (di bawah lima tahun) adalah masa yang paling signifikan
dalam kehidupan manusia. Seorang bayi dari hari ke hari akan mengalami
perkembangan bahasa dan kemampuan bicara, namun tentunya tiap anak tidak sama
persis perncapaiannya, ada yang cepat berbicara dan ada pula yang membutuhkan
waktu yang agak lama. Untuk membantu perkembangannya, ibu dapat membantu
memberikan stimulasi yang disesuaikan dengan keunikan masing-masing anak.
Sejalan dengan perkembangan kemampuan serta kematangan jasmani terutama yang
bertalian dengan proses bicara, komunikasi tersebut makin meningkat dan meluas.
Perkembangan
bahasa tersebut selalu meningkat sesuai dengan meningkatnya usia anak. Orang
tua sebaiknya selalu memperhatikan perkembangan bahasa tersebut, sebab pada
masa ini sangat menentukan proses belajar. Hal ini dapat dilakukan dengan
memberi contoh yang baik, memberikan motivasi pada anak untuk belajar dan
sebagainya.
Perkembangan
bahasa terbagi atas beberapa teori dan dalam perkembangannya pun melewati
tahap-tahap tertentu. Oleh karena itu penulis mengangkat tema yang berkaitan
dengan perkembangan bahasa pada manusia khususnya pada anak-anak yang berjudul
“Perkembangan Bahasa Anak”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan di atas, yang menjadi pokok permasalahan
dalam makalah ini adalah :
1. Apa
hakikat perkembangan bahasa?
2. Apa
saja teori-teori perkembangan bahasa?
3. Apa
saja tahap-tahap perkembangan bahasa anak?
4. Apa
saja fungsi bahasa?
5. Bagaimana
perkembangan bahasa anak yang terlambat?
1.3 Tujuan
Tujuan
penulisan makalah ini agar mahasiswa dapat mendeskripsikan :
1. Hakikat
perkembangan bahasa.
2. Teori
- teori perkembangan bahasa.
3. Tahap
- tahap perkembangan bahasa anak.
4. Fungsi
bahasa.
5. Perkembangan
bahasa anak yang terlambat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Hakikat Perkembangan Bahasa
Perkembangan
bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi, baik alat
berkomunikasi secara lisan, tertulis maupun menggunakan tanda-tanda isyarat.
Perkembangan bahasa yang menggunakan model pengekspresian secara mandiri, baik
lisan maupun tertulis, dengan mendasarkan pada bahan bacaan akan lebih
mengembangkan kemampuan bahasa anak (Khairanis, 2006 : 78).
Bahasa
adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini tercakup
semua cara untuk berkomunikasi, di mana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam
bentuk lisan, tulisan, isyarat, atau gerak dengan menggunakan kata-kata,
simbol, lambang, gambar atau lukisan. Melalui bahasa, setiap manusia dapat
mengenal dirinya, sesamanya, alam sekitar, ilmu pengetahuan, dan nilai-nilai
moral atau agama (Syamsu, 2011 : 62).
Usia
sekolah dasar merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan
menguasai perbendaharaan kata (vocabulary). Pada awal masa ini, anak sudah
menguasai sekitar 2.500 kata, dan pada masa akhir ( kira-kira usia 11-12 tahun
) anak telah dapat menguasai sekitar 5.000 kata.
Di
sekolah, perkembangan bahasa anak (Syamsu, 2011 : 63) ini diperkuat dengan
diberikannya mata pelajaran bahasa ibu dan bahasa Indonesia ( bahkan di
sekolah-sekolah tertentu diberikan bahasa Inggris ). Dengan diberikannya
pelajaran bahasa di sekolah, para siswa diharapkan dapat menguasai dan
menggunakannya sebagai alat untuk (1) berkomunikasi secara baik dengan orang
lain; (2) mengekspresikan pikiran, perasaan, sikap, atau pendapatnya; (3)
memahami isi dari setiap bahan bacaan ( buku, majalah, koran, atau referensi
lain ) yang dibacanya.
Untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa atau keterampilan berkomunikasi anak melalui
tulisan, sebagai cara untuk ekspresikan perasaan, gagasan atau pikirannya, maka
sebaiknya kepada anak dilatihkan untuk membuat karangan atau tulisan tentang
berbagai hal yang terkait dengan pengalaman hidupnya sendiri, atau kehidupan pada
umumnya, seperti menyusun autobiografi, kehidupan keluarga, cara-cara
memelihara lingkungan, cita-citaku, dan belajar untuk mencapai sukses (Syamsu, 2011 : 63).
Perkembangan
bahasa (Christiana, 2012:203) meliputi :
a)
Perkembangan fonologis, berkaitan dengan
penguasaan sistem suara/bunyi.
b)
Perkembangan morfologis, berkaitan
dengan penguasaan pembentukan kata-kata.
c)
Perkembangan sintaksis, berkaitan dengan
penguasaan tata bahasa.
d)
Perkembangan leksikal, berkaitan dengan
penguasaan dan perluasan kekayaan kata-kata serta pengetahuan mengenai arti
kata-kata.
e)
Perkembangan semantis, berkaitan dengan
penguasaan arti bahasa.
f)
Perkembangan pragmatik, berkaitan dengan
penguasaan aturan-aturan berbicara.
2.2
Teori Perkembangan Bahasa
Ada beberapa
teori dalam perkembangan bahasa, yaitu
a. Teori
Belajar (Learning Theory)
Prinsip
dari teori ini, perkembangan bahasa adalah bentukan atau hasil dari pengaruh
lingkungan (nurture) dan bukan karena bawaan (nature). Teori ini bertitik tolak
pada pendapat bahwa anak dilahirkan tidak membawa kemampuan apa-apa, sehingga
perlu melakukan proses belajar. Proses belajar ini melalui imitasi, modeling,
dan atau belajar dengan reinforcement (Christiana, 2012:204).
Skinner
memakai teori stimulus-respons dalam menerangkan perkembangan bahasa, yaitu
bahwa bila anak mulai belajar berbicara yang merupakan bukti berkembangnya
bahasa anak, maka orang yang berada disekelilingnya memberikan respons yang
positif sebagai penguat (reinforcement). Dengan adanya respons positif tersebut
maka anak akan cenderung mengulang kata tersebut atau tertarik untuk mencoba
kata lain. Ahli lain, Albert Bandura mencoba menerangkan dari sudut teori
belajar sosial. Dia berpendapat bahwa anak belajar bahasa karena menirukan
suatu model. Tingkah laku imitasi ini tidak mesti harus menerima reinforcement
sebab belajar model dalam prinsipnya lepas dari reinforcement yang berasal dari
luar. Meskipun pendapat ini dapat menerangkan banyak, namun belum dapat
menerangkan mengapa anak pada satu saat membuat kalimat-kalimat baru yang belum
pernah dibuat sebelumnya dan mengapa ia membuat suara-suara baru dalam awal
perkembangan bahasa yang tidak dipelajarinya melalui imitasi dari luar (Christiana,
2012:204).
b. Teori
Nativistis (Nativistic Approach)
Menurut
pandangan ini (Christiana,2012:205) menyatakan bahwa struktur bahasa merupakan
bawaan lahir, telah ditentukan secara biologis, bersifat ilmiah, dan bukan
bentukan. Pelopor pandangan ini adalah Chomsky, seorang ahli linguistik yang
menyatakan bahwa manusia memiliki mekanisme otak bawaan yang khusus untuk
belajar bahasa. Jadi dalam diri manusia sudah ada innate mechanism, yaitu bahwa
bahasa seseorang itu ditentukan oleh sesuatu yang ada di dalam tubuh manusia atau
sudah diprogram secara genetik.
Bukti
dari pendapat tersebut adalah bahwa seorang anak dalam menyusun kata-kata
sesuai dengan aturan-aturannya sendiri yang terkadang tidak terdapat dalam
aturan orang dewasa. Sejak lahir anak manusia sudah di bekali dengan alat yang
disebut alat penguasaan / pemerolehan bahasa (language acquisation device,
LAD), dan hanya manusia yang mempunyai LAD. LAD ini mendapatkan inputnya dari
data bahasa dari lingkungan. Kemudian LAD menjabarkan aturan tata bahasa dari
data bahasa ini. Penjabaran ini dapat dilakukan karena LAD memiliki struktur
yang sama dalam semua bahasa, dan yang juga ada dalam data bahasa yang masuk
tadi. Dengan perkataan lain, sistem LAD tadi mempunyai sifat-sifat yang
diperlukan untuk dapat mengadakan penjabaran atau ekstrasi. Perlu dpahami bahwa
LAD dari Chomsky ini hanyalah konstruksi teoretis, bukan bagian fisik yang ada
di dalam organ otak (Christiana, 2012:205).
c. Teori
Kognitif
Perkembangan
bahasa tergantung pada kemampuan kognitif tertentu, kemampuan pengolahan
informasi, dan motivasi. Piaget dan pengikutnya menyatakan bahwa perkembangan
kognitif mengarahkan kemampuan berbahasa, dan perkembangan bahasa tergantung
pada kemampuan kognitif (Christiana, 2012:206).
2.3
Tahap-Tahap Perkembangan Bahasa
Tahap-tahap perkembangan bahasa anak
menurut Mackey (Iskandarwassid, 2011 : 85-86) secara kronologis adalah sebagai
berikut :
a) Umur
3 bulan
Anak
mulai mengenal suara manusia ingatan yang sederhana mungkin sudah ada, tetapi
belum tampak. Segala sesuatu masih terkait dengan apa yang dilihatnya;
koordinasi antara pengertian dan apa yang diucapkannya belum jelas. Anak mulai
tersenyum dan mulai membuat suara-suara yang belum teratur.
b) Umur
6 bulan
Anak
sudah mulai bisa membedakan antara nada yang “halus” dan nada yang “kasar”. Dia
mulai membuat vokal seperti “Aee.ae.aeeaee”
c) Umur
9 bulan
Anak
mulai bereaksi terhadap isyarat. Dia mulai mengucapkan bermacam-macam suara dan
tidak jarang kita bisa mendengar kombinasi suara yang menurut orang dewasa
suara yang aneh.
d) Umur
12 bulan
Anak
mulai bereaksi terhadap perintah. Dia gemar mengeluarkan suara-suara dan bisa
diamati, adanya beberapa kata tertentu yang diucapkannya untuk mendapatkan
sesuatu.
e) Umur
18 bulan
Anak
mulai mengikuti petunjuk. Kosakatanya sudah mencapai sekitar dua puluhan. Dalam
tahap ini komunikasi dengan menggunakan bahasa sudah mulai tampak. Kalimat
dengan satu kata sudah digantinya dengan kalimat dengan dua kata.
f) Umur
2-3 tahun
Anak
sudah bisa memahami pertanyaan dan perintah sederhana. Kosakatanya (baik yang pasif
maupun yang aktif) sudah mencapai beberapa ratus. Anak sudah bisa mengutarakan
isi hatinya dengan kalimat sederhana.
g) Umur
4-5 tahun
Pemahaman
anak makin mantap, walaupun masih sering bingung dalam hal-hal yang menyangkut
waktu (konsep waktu belum bisa dipahaminya dengan jelas). Kosakata aktif bisa
mencapai dua ribuan, sedangkan yang pasif sudah makin banyak jumlahnya. Anak
mulai belajar berhitung dan kalimat-kalimat yang agak rumit mulai digunakannya.
h) Umur
6-8 tahun
Tidak
ada kesukaran untuk memahami kalimat yang biasa dipakai orang dewasa
sehari-hari. Mulai belajar membaca dan aktifitas ini dengan sendirinya menambah
perbendaharaan katanya. Mulai membiasakan diri dengan pola kalimat yang agak
rumit dan B1 pada dasarnya sudah dikuasainya sebagai alat untuk berkomunikasi.
Berkaitan dengan perkembangan semantik
anak, menurut Rice (Christiana, 2012:206) ketika anak-anak melalui tahap dua kata, pengetahuan
mereka tentang makna juga bertambah dengan pesat. Dan dari penelitian yang
dilakukan Core menunjukkan hasil bahwa perbendaharaan kata saat anak berusia
enam tahun terentang dari 8.000 – 14.000 kata.
Dari beberapa penelitian lain
menunjukkan bahwa ternayata walaupun terdapat banyak perbedaan antara bahasa
seorang anak yang berusia dua tahun dengan anak yang berusia enam tahun, yang
lebih menonjol adalah perbedaan yang menyangkut pragmatik. Pada usia tiga
tahun, anak-anak meningkatkan kemampuan berbicaranya tentang sesuatu yang tidak
ada secara fisik, yaitu mereka mengembangkan penguasaan karakteristik bahasa yang
dikenal sebagai pemindahan (displacement). Sebagai contoh : pada anak usia dua
tahun sudah mengetahui kata “meja”, tetapi tidak mungkin menggunakan kata itu
untuk mengacu pada suatu meja imajiner yang ia anggap berdiri didepannya. Namun
pada anak yang berusia lebih tiga tahun kemungkinan telah memiliki kemampuan
ini, walaupun ia belum sering menggunakan kata tersebut(Christiana,
2012:206-207).
Pada masa kanak-kanak awal ini,
penguasaan kata juga bertambah. Pada usia tiga tahun, perbendaharaan katanya sekitar
1.000 kata dan sekitar 80 persen diucapkan dengan jelas bahkan untuk yang masih
asing. Tata bahasa yang lebih kompleks juga dapat diucapkan walaupun tidak
seperti pada orang dewasa dan masih sering terjadi kesalahan. Ciri lain, anak
sudah dapat mengatakan kata-kata yang menggambarkan waktu yang akan datang,
misalnya “nanti aku akan sekolah”, “besok kalau besar aku akan menjadi pilot
pesawat terbang”. Setelah anak mencapai usia tiga tahun, anak sudah mengetahui
perbedaan kata ganti, misalnya saya, kamu, dan kita (Christiana,
2012:207).
Antara usia 4 – 5 tahun kalimat anak
sudah terdiri dari 4 – 5 kata, juga mereka sudah mampu menggunakan kata
depan,seperti “di bawah”, “di atas”, “di samping”. Mereka lebih banyak
menggunakan kata kerja daripada kata benda. Dapat dikatakan pada usia kurang
lebih empat tahun ini. Menurut Mussen dkk, pembicaraan anak lebih lama dan
kompleks, dapat menggunakan dua ide dalam satu kalimat, kata-kata saling
berhubungan, serta lebih menyerupai pembicaraan orang dewasa. Misalnya “Ani mau
makan, dan aku enggak mau”. Perbedaan dengan orang dewasa terletak pada gaya
pengucapannya saja. Anak juga sudah mulai menggunakan kata : “di sini”, “di
sana”, “jarang”,”kadang-kadang”, serta telah dapat menggunakan kata benda dan kata
kerja sebagaimana mestinya (Christiana, 2012:207-208).
Pada usia 5 – 6 tahun, kalimat anak
sudah terdiri dari enam sampai dengan delapan kata. Anak-anak ini biasanya
memiliki kosakata pembicaraan sekitar 2.600 kata dan memahami lebih dari 20.000
kata. Mereka sudah dapat menjelaskan arti kata-kata yang sederhana, mengetahui
lawan kata, serta sudah dapat menggunakan kata penghubung, kata depan, dan kata
sandang. Hetherington dan Park, menyatakan bahwa pada masa prasekolah ini anak
mempunyai kemampuan mempelajari setiap bahasa dengan lebih mudah dibandingkan
usia sebelum maupun bila ia telah dewasa. Menurut Carey dan Clark (Christiana,
2012:208), pada usia enam tahun
kosakata pembicaraannya berkisar antara 8.000 sampai dengan 14.000 kata, dan
rata-rata mereka mempelajari 22 kata baru perhari.
2.4 Fungsi Bahasa.
Menurut Halliday (Christiana, 2012:210), bahasa mempunyai fungsi sebagai berikut :
a.
Fungsi
instrumental.
Bahasa dapat melancarkan anak untuk mendapatkan
kepuasan tentang apa yang diinginkan dan untuk mengekspresikan keinginannya.
Hal ini disebut juga fungsi “saya ingin”.
b.
Fungsi pengatur.
Melalui bahasa anak dapat mengontrol perilaku orang
lain, karena itu disebut dengan fungsi “kerjakan itu”.
c.
Fungsi
interpersonal.
Bahasa digunakan untuk berinteraksi satu sama
lainnya dalam dunia sosial anak. Disebut juga fungsi “saya dan kamu”.
d.
Fungsi pribadi.
Anak mengekspresikan pandangannya yang unik,
perasaan, dan sikap melalui bahasa. Melalui bahasa anak mengembangkan identitas
pribadi.
e.
Fungsi
heuristik.
Setelah anak dapat membedakan dirinya dari
lingkungan, anak menggunakan bahasa untuk menjelajahi dan memahami
lingkungannya. Hal ini disebut pula fungsi “ceritakan padaku mengapa”.
f.
Fungsi
imajinasi.
Bahasa memperlancar anak untuk lari dari realitas
dan masuk dalam dunia yang dibuatnya. Hal ini disebut pula fungsi “mari
pura-pura”.
g.
Fungsi
informatif.
Anak dapat mengkombinasikan informasi-informasi baru
melalui bahasa, karena itu disebut “saya mempunyai sesuatu untuk diceritakan
padamu”.
2.5 Perkembangan
Bahasa yang Terlambat
Sekitar tiga persen anak usia prasekolah
mengalami keterlambatan bahasa / bicara, walaupun tingkat kecerdasannya normal
atau lebih baik. Masih belum jelas mengapa sebagian anak-anak mengalami
keterlambatan ini. Dibandingkan dengan anak perempuan, anak laki-laki cenderung
mengalami late talker. Perkembangan bahasa yang terlambat dapat memengaruhi
perkembangan kognitif, sosial, dan emosional yang lebih luas karena mereka
cenderung dinilai negatif oleh orang-orang di sekelilingnya. Salah satu cara untuk
mengatasi keterlambatan bahasa ini adalah dengan dialogic reading ( membaca
buku bersama-sama ). Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan hasil bahwa
anak yang memiliki ibu yang telah dilatih menggunakan dialogic reading
mengalami peningkatan yang lebih banyak dalam bicaranya ketimbang kelompok yang
dilatih dengan cara mirip dialogic reading tetapi tanpa buku. Cara ini lebih
efektif karena membaca bersama akan meningkatkan peluang alamiah untuk menambah
informasi dan meningkatkan kosakata, memberi kesempatan untuk lebih perhatian,
bertanya, dan merespons pertanyaan. Selain itu cara ini juga akan menguatkan
ikatan emosional dan meningkatkan perkembangan kognitif (Christiana,
2012:212).
Perkembangan bahasa sebagian besar
anak-anak dapat diprediksi karena mempunyai pola perkembangan bahasa yang
serupa. Kata pertama biasanya muncul pada tahun kedua. Pada usia dua tahun,
umumnya anak sudah mempunyai perbendaharaan kata sebanyak 50 kata dan dapat
mengombinasikan dalam kalimat pendek. Pada saat memasuki sekolah, anak-anak
sudah mampu menggunakan perbendaharaan kata dan struktur gramatikal yang lebih
kompleks.
Namun ada sebagian anak yang mengalami
hambatan perkembangan bahasa. Di Amerika dan Kanada, sebanyak 8 hingga 12
persen anak prasekolah mengalami hambatan dalam keterampilan bicara dan
mendengarkan dibandingkan dengan teman-teman sebayanya. Riset melaporkan
akibatnya pada anak-anak, yaitu dapat mengalami peningkatan risiko mengalami
problem-problem perilaku ( khususnya attention deficit disorder atau ADHD ),
academic difficulties, learning disabilities, rasa malu, dan gangguan
kecemasan. Juga, anak-anak ini mengalami kesulitan berteman dan bergaul dengan
orang-orang di luar keluarganya (Christiana, 2012:213).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari
pembahasan di atas adalah :
1.
Perkembangan
bahasa anak adalah meningkatnya
kemampuan penguasaan alat berkomunikasi.
2.
Teori-teori
perkembangan bahasa terbagi tiga yaitu : teori belajar, teori nativistic, dan
teori kogntif.
3.
Perkembangan
bahasa anak melalui tahapan-tahapan tertentu, sejak ia lahir sampai dewasa
perkembangan bahasanya selalu meningkat.
4.
Fungsi bahasa
bagi anak meliputi fungsi instrumental, fungsi pengatur, fungsi interpersonal,
fungsi pribadi, fungsi heuristik, fungsi imaginasi, dan fungsi informatif.
5.
Beberapa anak
yang tingkat kecerdasannya normal atau lebih baik mengalami perkembangan bahasa
yang terlambat. Dimana penyebabnya belum dapat diketahui belum jelas.
3.2 Saran
1.
Sebagai orang
tua/pendidik kita sebaiknya memperhatikan peningkatan kemampuan berbahasa anak.
2.
Sebagai orang
tua/pendidik kita seharusnya memahami teori-teori perkembangan bahasa itu
sendiri dan mempraktekkannya dalam kegiatan pembelajaran.
3.
Sebagai orang
tua/pendidik kita sebaiknya menyesuaikan pembelajaran kepada anak yang sesuai
dengan tahap-tahap perkembangan bahasanya.
4.
Sebagai orang
tua/pendidik kita senantiasa harus memperhatikan agar perkembangan bahasa anak
berfungsi dengan baik.
5.
Sebagai orang
tua/pendidik kita sebaiknya ikut berperan dalam membantu perkembangan bahasa
anak yang terlambat dengan berbagai strategi.
DAFTAR
PUSTAKA
Iskandarwassid dan Dadang Sinandar. 2011. Strategi
Pembelajaran Bahasa. Bandung : Upi
& Rosda
Soetjiningsih, Christina Hari. 2012. Perkembangan
Anak Sejak Pertumbuhan Sampai dengan
Kanak-Kanak Akhir.
Jakarta : Prenada Media Group.
Yusuf, Syamsu. 2011. Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta : RajaGrafindo Persada
The Best Casino Sites for Bonuses in the Philippines
BalasHapusWhat is the youtube mp4 best casino site for Filipino players? · 1. Planet 7 · 바카라 2. Super Monkey Slots · 3. Mega Moolah Casino · 4. Bovada · 5. Bovada. choegocasino
The Casino & Games Archives - Dr. Maryland
BalasHapus› Casino › Games 창원 출장마사지 › Casino › Games Oct 7, 2019 — Oct 통영 출장안마 7, 2019 The Casino & Games 인천광역 출장샵 Archives - Dr. Maryland has been running in-house slots 구리 출장안마 since 2018. As such, we've kept 광주 출장샵 it open for the last four years.